Beijing, Antara Sultra - Presiden Joko Widodo dijadwalkan menghadiri KTT
Belt and Road Forum (BRF) di Beijing, China, pada 14-15 Mei, untuk
meningkatkan nilai investasi pembangunan infrastruktur.
"Forum tersebut diharapkan dapat memberikan banyak peluang bagi
Indonesia. Mengingat program One Belt One Road (OBOR) ini akan
diinisiasi kerja sama 65 negara, dengan 4,4 miliar penduduk dan 40
persen GDP dunia," demikian siaran pers dari Kepala Biro Pers Media dan
Informasi Sekretariat Presiden, Bey Machmudin, yang diterima Antara di
Beijing, Sabtu.
Forum yang juga dikenal sebagai KTT Jalur Sutera itu akan dihadiri 29 kepala negara/pemerintahan.
Presiden akan mengutamakan kepentingan nasional dalam kerja sama
besar lintas negara, baik negara-negara di Asia hingga Afrika, terutama
untuk mempercepat pembangunan infrastruktur dan konektivitas yang sedang
gencar dilakukan di tanah air.
Dalam forum tersebut, Kepala Negara akan berbicara pada dua sesi.
Pertama, sesi tentang sinergi kebijakan untuk kerja sama lebih erat dan
sesi kedua mengenai kerja sama konektivitas untuk pembangunan yang
terkoneksi.
Kunjungan tersebut juga akan dimanfaatkan Presiden Jokowi untuk
melakukan pertemuan dengan sejumlah kepala negara sahabat guna
meningkatkan hubungan bilateral dan kerja sama antarnegara.
Beberapa kepala negara dan perwakilan negara sahabat yang akan
bertemu di antaranya Presiden China Xi Jinping, Perdana Menteri Fiji,
Perdana Menteri Polandia, Presiden Swiss, Managing Director IMF, dan
Sekretaris Jenderal Liberal Democratic Party Japan.
Masjid Niujie
"Agenda lainnya, Presiden akan mengunjungi Masjid Niujie di Beijing.
Masjid ini merupakan pusat komunikasi muslim di Beijing yang jumlahnya
mencapai 250.000 jiwa. Di masjid tertua dan terbesar di Beijing itu,
Presiden akan bertemu para ulama dan tokoh muslim," demikian menurut
Bey.
Masjid tersebut merupakan simbol masuknya Islam ke daratan China
yang dibangun pada tahun 966 M pada masa Dinasti Liao (916-1125).
Kunjungan Jokowi ke masjid ini merupakan kunjungan Presiden Republik
Indonesia yang kedua kalinya setelah kunjungan Presiden Abdurrahman
Wahid pada tahun 2000.
Presiden pun berharap kunjungan tersebut dapat mendatangkan manfaat
nyata bagi rakyat Indonesia dan rakyat di negara-negara yang hadir dalam
forum tersebut.
Sejumlah pejabat negara yang mendampingi Presiden dan Ibu Negara
Iriana Joko Widodo dalam penerbangan menuju Beijing yaitu Menteri
Sekretaris Negara Pratikno dan Kepala BKPM Thomas Lembong.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi telah berada di Beijing untuk
menghadiri pertemuan tingkat menteri jelang kehadiran para kepala
negara/pemerintahan.